1. Pinjaman dalam negeri, yaitu dengan pemerintah mengeluarkan obligasi dan menjualnya di pasar uang dalam negeri. Jika masyarakat (termasuk bank-bank) membeli obligasi tersebut, pemerintah memperoleh dana yang semula ada di tangan masyarakat. Biasanya bank sentral yang bertindak sebagai agen pemerintah. Cara open market operations ini hanya dapat dilakukan di negara-negara yang telah memiliki pasar surat berharga (bursa efek dan saham) yang sudah maju. Jika pemerintah meminjam dari masyarakat melalui pasar uang, akan mengakibatkan naiknya suku bunga keseimbangan di pasar uang. Kenaikan suku bunga mungkin akan mengurangi pengeluaran investasi swasta
2. Pinjaman luar negeri, dengan menjual obligasi pemerintah di pasar luar negeri. Dalam hal ini pemerintah menerima dana (dalam bentuk mata uang asing atau devisa) dan pembeli di luar negeri menerima surat tanda berutang (obligasi) pemerintah (beserta janji waktu pembayaran kembali dan besarnya bunga yang dibayarkan). Cara ini lebih cocok digunakan apabila pemerintah membutuhkan dana dalam bentuk devisa. Dengan menggunakan cara ini sama artinya dengan membayar satu utang dengan membuka satu utang lain (gali lubang tutup lubang) sehingga secara keseluruhan efeknya hanya memperpanjang periode pembayaran utang. Cara ini cukup riskan karena bila tidak berhati-hati akan menggerogoti hasil ekspor, yaitu dengan adanya keharusan untuk membayar cicilan pokok pinjaman ditambah bunganya. Selain itu, bila tidak dapat terbayar, utang akan semakin menumpuk dan suatu saat akan mengakibatkan kebangkrutan negara, seperti yang dialami oleh Meksiko. Negara ini menanggung banyak utang jangka pendek yang telah jatuh tempo, namun tidak dapat dilunasi sehingga mengacaukan perekonomiannya.
3. Pinjaman ke bank sentral, dalam hal ini bank sentral hanya dapat memberikan kredit dengan menciptakan uang inti (reserve money) atau mencetak uang kartal baru. Jika ini dilakukan, efek penurunan investasi swasta dapat dihindari sehingga metode ini lebih bersifat ekspansioner daripada pembiayaan melalui peminjaman dari masyarakat. Namun, pembiayaan defisit dengan cara ini akan menimbulkan akibat yang buruk jika perekonomian tidak dapat menaikkan produksi total untuk mendukung ekspansi atau meskipun perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Pembiayaan dengan cara ini sebaiknya dihindari karena akan dapat merusak perekonomian. Dengan meningkatnya jumlah uang beredar, pengeluaran akan bertambah sehingga akan mendorong kenaikan harga-harga yang pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
4. Penggunaan cadangan devisa, dengan cara pemerintah mengeluarkan cadangan devisanya, yang diperoleh dari pembayaran ekspor yang masih tertunda ataupun dari pembayaran ekspor terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar