Tukar tambah adalah penjualan dimana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran sering terjadi cara tukar tambah untuk menarik pembeli.
Dalam tukar tambah, barang yang diserahkan sebagai uang muka dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan syarat: nilai realisasi bersih tidak boleh melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan.
Selisih antara harga yang disepakati dengan nilai realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir periode rekening cadangan kelebihan harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga penjualan angsuran sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi cadangan kelebihan harga
Contoh:
Pada awal tahun 2007 toko elektronik “Metrika” menjual mesin cuci “Electrolux” secara angsuran sebesar Rp 7.500.000. Cara pembayarannya adalah sebagai berikut: - Sebagai uang muka diterima sebuah mesin cuci merk “ Yamoto” dengan nilai yang disepakati sebesar Rp 2.000.000,00 - Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp 550.000,00 Mesin cuci yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp 500.000,00 .
Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 2.400.000,00. Dalam penjualan mesin cuci “Electrolux” perusahaan memperhitungkan laba normal sebesar 10% dari harga jual. Harga perolehan mesin cuci “Electrolux” sebesar Rp 5.600.000,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar